Yudian Wahyudi dan Kontroversi Aturan Jilbab Paskibraka
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi, menjadi pusat perhatian publik setelah munculnya kebijakan yang melarang Paskibraka putri di tingkat nasional untuk mengenakan jilbab saat pengukuhan dan upacara kenegaraan pada 17 Agustus. Keputusan ini memicu gelombang kritik dari berbagai organisasi masyarakat (ormas) keagamaan Islam, pimpinan DPR RI, hingga warganet.
Profil Yudian Wahyudi
Latar Belakang Pendidikan dan Karir Akademik
Yudian Wahyudi adalah dosen dan guru besar di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Kalijaga, Yogyakarta, khususnya di Fakultas Syariah dan Hukum. Ia pernah menjabat sebagai rektor di kampus tersebut pada periode 2016-2020. Menurut laman resmi UIN Sunan Gunung Kalijaga, Yudian masih aktif mengajar beberapa mata kuliah seperti Hermeneutika Islam, Maqasid Syariah: Teori dan Metodologi, serta Studi Al-Quran dan Al-Hadis Perspektif Pendidikan Islam.
Yudian menyelesaikan pendidikan S1 dan S2 di UIN Yogyakarta (dulu IAIN) dalam bidang Peradilan Agama dan Islamic Studies. Pendidikan doktoralnya (PhD) diraih di McGill University, Kanada. Selain itu, ia juga menempuh pendidikan di Harvard Law School, Amerika Serikat, pada periode 2002-2004.
Karya Tulis dan Produktivitas Literasi
Yudian aktif menulis artikel ilmiah dan buku. Beberapa karya tulisannya antara lain:
– Aliran dan Teori Filsafat Islam (1995)
– Hassan Hanafi on Salafism and Secularism (2006)
– Berfilsafat Hukum Islam dari Harvard ke Sunan Kalijaga (2014)
Tak hanya itu, Yudian juga dikenal produktif sebagai penerjemah. Ia telah menerjemahkan 40 buku dari bahasa Arab, 13 dari bahasa Inggris, dan dua dari bahasa Prancis ke dalam bahasa Indonesia.
Kontroversi Kebijakan Yudian Wahyudi
Kebijakan Pelarangan Cadar
Ketika menjabat sebagai Rektor UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Yudian mengeluarkan kebijakan yang melarang mahasiswi mengenakan cadar di kampus pada medio 2018. Kebijakan tersebut tertuang dalam surat keputusan B-1031/Un.02/R/AK.00.3/02/2018 tentang pembinaan mahasiswi bercadar.
Pernyataan Kontroversial tentang Pancasila dan Agama
Pada Februari 2020, tidak lama setelah dilantik sebagai Kepala BPIP, Yudian menyampaikan pernyataan yang membenturkan agama dengan Pancasila. Ia menyatakan bahwa ada kelompok yang mereduksi agama sesuai kepentingannya sendiri yang tidak selaras dengan nilai-nilai Pancasila. Pernyataan ini memicu reaksi keras dari berbagai kalangan.
“Si minoritas ini ingin melawan Pancasila dan mengklaim dirinya sebagai mayoritas. Ini yang berbahaya. Jadi kalau kita jujur, musuh terbesar Pancasila itu ya agama, bukan kesukuan,” kata Yudian.
Lomba Penulisan Artikel Bertema Hukum Islam
BPIP di bawah kepemimpinan Yudian juga sempat mengadakan lomba penulisan artikel dengan tema “Hormat Bendera Menurut Hukum Islam” dan “Menyanyikan Lagu Kebangsaan Menurut Hukum Islam” pada Agustus 2021. Inisiatif ini bertujuan untuk mempererat pemahaman antara nilai-nilai kebangsaan dan keagamaan.
Rencana Sosialisasi Pancasila melalui Media Sosial
Yudian pernah merencanakan penggunaan berbagai platform media sosial untuk mensosialisasikan Pancasila ke generasi muda. Beberapa platform yang direncanakan termasuk YouTube, Blog, hingga TikTok.
Kontroversi Terkini: Aturan Jilbab Paskibraka
Kebijakan Pengukuhan Paskibraka
Yang terbaru, Yudian mengakui adanya ketentuan bagi Paskibraka putri untuk melepas jilbab saat pengukuhan dan upacara kenegaraan pengibaran bendera. Ia menyatakan bahwa hal ini telah disepakati dalam surat pernyataan kesediaan yang bermeterai Rp10.000. Yudian mengklaim bahwa anggota Paskibraka dengan sukarela mengikuti aturan tersebut.
“Di luar acara pengukuhan Paskibraka dan pengibaran Sang Merah Putih pada upacara kenegaraan, Paskibraka putri memiliki kebebasan penggunaan jilbab. Dan BPIP menghormati hak kebebasan penggunaan jilbab tersebut. BPIP senantiasa patuh dan taat pada konstitusi,” kata Yudian dalam konferensi pers.
Koreksi dari Istana
Namun, aturan tersebut telah dikoreksi oleh Istana. Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menyatakan bahwa Paskibraka putri tetap diperbolehkan menggunakan jilbab saat upacara pengibaran bendera sesuai pilihan masing-masing.
Sebanyak 18 anggota Paskibraka nasional 2024 disebut-sebut melepas jilbab saat pengukuhan.
FAQs
Apa latar belakang pendidikan Yudian Wahyudi?
Yudian menyelesaikan pendidikan S1 dan S2 di UIN Yogyakarta (dulu IAIN) dalam bidang Peradilan Agama dan Islamic Studies. Pendidikan doktoralnya (PhD) diraih di McGill University, Kanada, dan ia juga menempuh pendidikan di Harvard Law School, Amerika Serikat.
Apa saja kebijakan kontroversial yang pernah dikeluarkan Yudian Wahyudi?
Beberapa kebijakan kontroversial Yudian antara lain larangan cadar bagi mahasiswi di UIN Sunan Kalijaga, serta pernyataannya yang membenturkan agama dengan Pancasila.
Bagaimana reaksi masyarakat terhadap aturan jilbab Paskibraka?
Aturan ini mendapatkan banyak kritik dari berbagai organisasi masyarakat (ormas) keagamaan Islam, pimpinan DPR RI, hingga warganet. Namun, aturan ini sudah dikoreksi oleh Istana, yang memperbolehkan Paskibraka putri tetap menggunakan jilbab saat upacara pengibaran bendera sesuai pilihan masing-masing.
Kesimpulan
Yudian Wahyudi adalah seorang akademisi dan kepala BPIP yang kerap menjadi sorotan publik karena berbagai kebijakan dan pernyataan kontroversialnya. Dari larangan cadar di kampus hingga aturan jilbab bagi Paskibraka, setiap kebijakan yang diambilnya selalu memicu pro dan kontra. Namun, di balik itu semua, Yudian tetap berupaya untuk mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.